Cara membuat Maket season 1

Alhamdulillah, malam ini saya diingatkan oleh teman kecil saya, ternyata saya udah lama nggak posting ya… heheee.
Oke, kali ini saya akan posting tentang maket. Jangan salah ya, gini-gini saya termasuk maketor handal pada jaman kuliah dulu. Bukan bermaksud sombong (yaaa dikiiiit bolehlah ya) dulu maket saya termasuk most wanted di ITB, bahkan berhasil menembus pasar Itenas dan Unpar yang anak-anaknya terkenal jago bikin maket. Bahkan di akhir-akhir masa kuliah saya sempat punya perusahaan maket sendiri dengan karyawan anak-anak STM. Dan masterpiece saya pada waktu itu adalah membuat maket proyek sebuah perusahaan tambang di Jakarta. Maketnya segedhe gajah (hehe, nggak ding, lebay). Dulu bangga, sekarang miris, karena ternyata saya ikut andil dalam penghancuran sebuah pulau untuk area tambang. Ya sudahlah, namanya juga dibayar #ups. hahaaaa.
Sayang sekali foto-foto maket-maket buatan saya dulu nggak berhasil saya temukan.
Ok, cukup mengenang kejayaan masa lalunya. Sekarang saya akan berusaha mengingat -ingat cara-cara bikin maket yang saya tahu. Walaupun ini adalah cara-cara yang saya pakai lebih 15 tahun yang lalu, mudah-mudahan masih bisa diterapkan pada abad 21 ini
Oia, sebelumnya salut buat dept 1 HMA Amoghasida yang sudah membuat pelatihan maket hari Sabtu (revised) kemarin. Heboh dan gegap gempita suaranya kedengeran dari atas.
KOMPONEN PERTAMA : LEM
Nggak sembarang lem bisa dipakai, karena setiap jenis lem diciptakan untuk kegunaan yang berbeda-beda. Maketor mengenal berbagai jenis lem bisa diibaratkan seorang chef yang mengenal berbagai macam bumbu. Lho ?
1. LEM PUTIH.
Dulu mereknya cuman satu, Fox. Sekarang ada beberapa kayaknya. Kegunaan utamanya sebetulnya adalah untuk mengelem kayu. Warnanya putih, tapi kalau sudah kering akan menjadi bening. Pasti tahu lah yaw jenis lem yang saya maksud. Lem jenis ini adalah lem utama yang saya pakai untuk membuat maket.
Beberapa kelebihannya yang menurut saya luar biasa adalah:
  • Ketika kering, lem ini akan berwarna bening doft (tidak glossy / mengkilat) bandingkan dengan lem UHU yang ketika kering akan berwarna bening mengkilat. Karena doft, maka lem ini tidak akan kelihatan berlepotan pada maket, dan ini penting sekali buat estetika maket.
  • Hampir bisa melekatkan segalanya, kecuali styrofam, matras (bahan kayak sendal jepit yang sering dipakai untuk membuat kontur), vynil, kaca.
  • Kadar air relatif sedikit dibandingkan lem kertas biasa. Beberapa jenis kertas yang tipis akan  melengkung apabila direkatkan dengan lem kertas biasa, tetapi tidak bila menggunakan lem ini.
Kelemahannya adalah :
  • Harus nunggu kering dulu baru bisa dilepas, dan itu lumayan lamaaa. Kalau waktu panjang sih gakpapa, kalau waktu mepet menjelang deadline sidang ya harus rela niupin supaya cepet kering. Ya udah, itu aja kelemahannya sih.
2. LEM KUNING
Dulu dikenal dengan nama lem Castol, atau lem Aica-aibon. Hehe, nggak tahu apa mereknya sekarang. Yang jelas warnanya kuning, berbau menyengat, berbahan dasar bensin. Daaan, lem ini sebetulnya adalah lem yang dipakai oleh para tukang reparasi sepatu. Sepatu ? iya. Jadi ya memang kegunaan utama lem ini untuk menempelkan material-material maket yang terbuat dari matras, karet, vinyl. Terutama matras (bahan sendal jepit) untuk membuat kontur, asyik banget ditempelin pakai lem ini. Karakter lem ini adalah (jadi satu aja ya kelebihan dan kekurangannya) :
  • Cara menempelkan bahan dengan lem ini jauh-jauh berbeda dengan kebanyakan lem lainnya. Kalau lem yang lain, hanya perlu diaplikasikan ke salah satu surface yang akan ditempelkan, dan kedua permukaan yang akan ditempelkan harus disatukan ketika lem masih basah, lalu tunggu hingga kering. Nah, lem kuning ini kebalikannya. Lem ini harus diaplikasikan kepada kedua surface material, lalu, biarkan sampai kering. Ya, saya masih inget betul petunjuk di kemasannya –semakin kering semakin baik hasilnya -. Lalu setelah kedua permukaan kering betul, barulah ditempelkan pada posisi yang tepat. Harus sekali jadi pada posisi yang tepat, karena sekali menempel, jangan harap bisa dilepaskan lagi tanpa merusak bahannya.
  • Lem ini menggunakan bahan dasar bensin, sehingga sangat korosif terhadap material tertentu. Jangan sekali-sekali menggunakan lem ini untuk menempel styrofoam. Dijamin 2000% pasti hancur.
  • Lem kuning ini sangat oke sekali untuk menempel segala material yang berpori.
3. LEM UHU.
Dahulu, lem UHU identik dengan hanya 1 jenis lem. Warnanya bening, baunya tajam, dan rasanya dingin (karena berbahan dasar alkohol). Tahu kan jenis lem yang saya maksud ?
Karena sifatnya yang mengkilat setelah kering, saya jarang menggunakan lem UHU kecuali untuk satu hal, yaitu menempelkan kertas kalkir. Ya, kertas kalkir adalah salah satu jenis kertas yang paling sensitif terhadap air, sehingga kertas kalkir akan menggulung atau paling tidak berkerut ketika ditempelkan dengan menggunakan lem selain lem UHU. Sedangkan kertas kalkir digunakan untuk apa ? kertas kalkir biasanya untuk jendela. Mengenai jendela dan bukaan pada maket akan dibahas nanti ya.
4. SUPERGLUE
Dulu merek yang terkenal adalah alteco. nggak tahu sekarang. Gunanya adalah untuk menempelkan bahan maket yang sama sekali tidak berpori, sehingga tidak akan bisa bila ditempelkan dengan lem jenis lain. Bahan yang tidak berpori misalnya kaca, besi, metal. Besi ? iya, Anda belum pernah bikin maket struktur ?.
5. DOUBLE TAPE
Pernah mencoba menempelkan styrofoam? susah bukan ? karena partikelnya yang mudah lepas menyebabkan styfoam sulit untuk melekat dengan kuat dan mudah lepas lagi. memang ada lem khusus styrofoam yang berupa cairan berwarna bening, tapi lem styrofoam hanya efektif untuk menempelkan styrofoam dengan styrofoam. Untuk menempelkan styrofoam dengan material yang lain, tripleks alas bingkai misalnya, saya lebih prefer menggunakan doble tape untuk menempelkan styrofoam. Double tape juga saya gunakan untuk menempel kertas-kertas dalam bidang lebar untuk mengemat lem,
6. SOLDIR.
Ini memang bukan lem. Gunanya pasti udah tahu semua. untuk melekatkan elemen-elemen yang terbuat dari besi. Tapi tidak rekomended bila elemen besinya menyambung ke material lain yang mudah meleleh. Di SMU tentu anda diajari bahwa besi adalah konduktor panas yang baik bukan? jadi panas soldir yang merambat melalui besi akan melelehkan material yang lain tersebut. Saya hanya pernah satu kali menggunakan soldir pada saat membuat maket, yaitu ketika membuat space beam untuk stadion olah raga, tugas akhir anak Unpar. Oia… ati-ati keslomot ya…
Ada satu bahan lagi yang sebetulnya bisa digunakan untuk tempel-menempel, yaitu ‘upo’ (butiran nasi = bahasa jawa). Ya, ibu saya dahulu sering menggunakan upo untuk menempel kertas atau amplop. Upo ini sangat krusial pada proses pembuatan maket. Pada maket upo berguna untuk menempel apa ?
Anda salah, upo tidak saya gunakan untuk menempel, tapi upo dalam jumlah cukup banyak ( 1 piring misalnya) akan saya makan ketika saya lapar setelah membuat maket. Tentu dengan lauk yang layak (pecel lele misalnya) . hahaaa
***
Wew, baru satu komponen udah segini ya? padahal masih banyak aspek pada maket yang ingin saya bahas, antara lain BUKAAN, ATAP, BAHAN DINDING, POHON, RUMPUT, JALAN, PEDESTRIAN, MOBIL, LAMPU JALAN, ELEMEN AIR, MASSA EKSISTING, dan tentu saja ALAT-ALAT untuk membuat maket. Tapi karena ini sudah jam setengah 2 pagi, dan saya ngajar besok pagi, ….  break dulu ya. Next time pasti diteruskan lagi. Insya Allah.
septanabp.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages