Cara mengaplikasikan Mortar untuk bata ringan



Untuk membuat dinding kita membutuhkan media/material intinya yaitu bisa batu bata, batako, bata ringan dsb yang bersifat partisi non struktural. Media ini perlu direkatkan satu sama lain menggunakan bahan pengikat. Sebelum bicara produk mortarnya terlebih dahulu untuk pasangan bata ini umumnya orang menggunakan campuran semen-pasir perbandingan 1:3 sampai 1:4. Spesi atau jarak antar media bata antara satu sampai dua centimeter untuk bata merah dan batako, sedang bata ringan lebih kecil lagi bisa stengah centi sampai satu centimeter untuk spesinya, ini kalau kita menggunakan campuran semen-pasir biasa. Anggap saja tukang yang mengerjakan sudah mahir dan jago dalam hal memasang bata ini jadi kita ga perlu lagi mengingatkan alat-alat tempurnya antara lain sendok semen untuk mengaduk sampai memasang, ember, palu karet, unting-unting untuk ngelot, benang dsb.
Apabila pilihan bahan perekat jatuh ke produk mortar maka ya tinggal beli aja di toko bahan bangunan terdekat, hehe.. maksud saya ada banyak pilihan produk mortar tergantung dari kegunaannya, ada yang khusus untuk masang bata merah, khusus untuk masang bata ringan, atau untuk sapu jagat yakni mortar untuk masang segala media ya untuk bata merah ya untuk bata ringan ya untuk yang lain. Untuk pasangan bata merah biasanya spesi kurang lebih 1 cm, sedangkan untuk pasangan bata ringan misal: hebel jarak spesinya bisa sampai 3mm saja, cukup hemat bukan? Yang menarik adalah perbedaan pada pasangan bata ringannya, kalau pasangan bata merah bila dibandingkan dengan konvensional yah ga terlalu beda jauhlah hasilnya dengan produk mortar, saran saya apabila pilihan media adalah bata ringan sebaiknya sangat dianjurkan untuk memakai produk mortar, untuk lebih hemat & lebih cepat pengerjaan dan lebih baik hasilnya/daya rekat lebih lengket. Kalau untuk masang bata ringan pakai campuran konvensional pasti boros adukan karena spesi bisa tebal tidak setipis menggunakan produk mortar. Tapi pertanyaannya boleh ga pake adukan semen pasir biasa buat masang bata ringan misal hebel, ya boleh-boleh saja ngga ada yang ngelarang, dinding juga bisa berdiri tanpa adukan mortar, hehe. Lha terus untuk apa mortarnya dong, baca lagi postingan saya soal “pengenalan mortar”, ok. Yang pasti daya rekat antar media bata ringan menggunakan bahan mortar lebih baik dari adukan semen pasir biasa. Selain itu pekerjaan juga lebih cepat karena memakai produk mortar juga sepatutnya juga menggunakan tools/alat yang direkomendasikan untuk pengaplikasiannya, dalam hal ini thinbed atau pasangan menggunakan alat yang dinamai dengan sebutan trowel bergerigi.
Lalu apa perbedaan dari aneka produk mortar yang ada itu? Ya daya rekatnya itu sendiri, biasanya kekuatan daya rekat ditest menggunakan sebuah alat bernama Pull Off Tester. Pull Off Test atau biasa disebut test tarik adalah sebuah metode pengetesan yang akan menggambarkan sekaligus mengetahui seberapa kuat daya tarik atau daya lengket dari material pembentuk mortar tersebut terhadap media yang diaplikasikannya. Standar untuk test tarik ini mengacu pada DIN ataupun JIS. Keduanya mensyaratkan angka tertentu dengan satuan N/mm2 atau Kg/cm2. Selain kelengketan masing-masing produk hal lain yang membedakan adalah daya sebar atau istilahnya ‘coverage’ dari aplikasi mortar itu. Coverage masing-masing produsen berbeda-beda tapi ngga terlalu jauhlah, ada yang mengklaim bisa lebih mengcover lebih banyak dan paling lengket. Ya semuanya baguslah.

Untuk aplikasinya sendiri ya persiapan peralatan harusnya sudah lengkap seperti benang, waterpass, trowel bergerigi palu karet dll, Untuk  penggunaan palu karet sangat dianjurkan sekali malah untuk beberapa produsen merupakan ‘kewajiban’ yang harus dipenuhi/disediakan untuk penggunaannya, alasannya sederhana ya untuk memberikan tekanan yang cukup pada bata ringan saat akan ditempelkan dan tekanan tersebut tidak akan menimbulkan retak/pecahnya bata ringan tsb, bata jadi lebih nempel dan rata pada aplikasinya, kan kalo pake palu besi biasa pas ngetok bata ringannya eehh tiba-tiba patah/rusak bata ringannya alias pecah. Tapi kan tukang di lapangan ga bego-bego amat ya, mereka kalau tidak ada palu karet ya menggunakan palu besi biasa akan tetapi untuk memberikan tekanan pada saat ditempelkan bukan pada kepala besi palu tsb tetapi gagang kayunya yang mereka getok-getok diatas bata ringan. Ya tetep aja tidak rekomen model aplikasi ala kadarnya dari para tukang tersebut, dan sebaiknya tetap gunakanlah palu karet. Sedangkan trowel bergerigi difungsikan sebagai alat untuk memoles adonan/adukan mortarnya diatas bata ringan, sehingga memiliki pola terusan ‘gerigi’ yang apabila direkatkan satu sama lain akan saling mengisi, ini untuk menghindari adukan tidak merata melapisi bata ringan.
Perekat pasangan media ini terdiri dari bahan-bahan campuran yang sama dengan plester juga maksudnya ya ada semennya, pasir gradasi tertentu, kapur dan additive, ya itu-itu aja komposisinya, tapi satu dan lain produsen memiliki formulasi yang berbeda untuk racikannya, terlebih additive yang digunakan cukup beragam jenisnya.
Source :http://pintusatu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages