Memilih Batako sebagai bahan konstruksi dinding

Setelah pada tulisan yang lalu kita kupas tuntas tentang batu bata sebagai bahan konstruksi dinding, maka pada kesempatan ini akan kita bahas bahan konstruksi dinding yang lain. Selain batu bata, yaitu Batako. Batako berasal dari kata bata kosong, karena kebanyakan batako memiliki rongga di tengahnya yang timbul karena proses pengepressan, rongga tersebut selain berfungsi untuk menghemat bahan, juga untuk mengurangi bobot batako itu sendiri.
Jenis-Jenis batako
Batako ada 2 macam. Yaitu yang disebut batako putih dan batako press
  1. Batako Putih. Biasa disebut juga dengan Batako Tras. Umumnya memiliki ukuran panjang 25 – 30 cm, tebal 8 – 10 cm, dan tinggi 14 – 18 cm, Batako putih dibuat dari campuran tras, batu kapur, dan air. Campuran tersebut dicetak, lalu dibakar. Tras merupakan jenis tanah berwarna putih / putih kecoklatan yang berasal dari pelapukan batu-batu gunung berapi. Batako putih ini banyak terdapat di daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur, misalnya di daerah pantura Pulau Jawa. Untuk 1m2 bidang dinding diperlukan batako putih sebanyak 20-25 bh.
Kelebihan dinding batako putih:
a. Pemasangan relatif lebih cepat.
b. Harga relatif murah
Kekurangan dinding batako putih:
a. Rapuh dan mudah pecah.
b. Menyerap air sehingga dapat menyebabkan tembok lembab.
c. Dinding mudah retak.
d. Penggunaan rangka beton pengaku relatif lebih banyak, yaitu setiap bidang dinding seluas
7,5 – 9 m
  1. Batako Press. Umumnya memiliki ukuran panjang 36 – 40 cm, tebal 8 – 10 cm, dan tinggi 18 – 20 cm. Batako pres dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu yang kemudian dipress,  baik secara manual (menggunakan tangan), maupun menggunakan mesin. Perbedaan antara batako press manual dan press mesin bisa dilihat pada kepadatan permukaan batakonya. Umumnya harga batako press mesin akan lebih tinggi.
Kelebihan dinding batako pres:
a. Lebih kedap air sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya rembesan air.
b. Pemasangan lebih cepat daripada dinding bata merah ataupun dinding batako putih, karena ukuran material yang lebih besar.
c. membutuhkan rangka beton pengaku relatif lebih sedikit, yaitu antara 9 – 12 m2 luas bidang dinding
d. Ukuran material lebih presisi dan seragam, sehingga mengurangi pemakaian spesi, dan material plester dan aci.
e. Ketersediaan material relatif terjamin, serta fluktuasi harga tidak terlalu tinggi karena proses pembuatannya tidak terlalu dipengaruhi oleh musim.
Kekurangan dinding batako pres:
a. Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras.
b. Mudah terjadi retak rambut pada dinding.
c. Dinding mudah berlubang karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya, sehingga menyulitkan untuk pemasangan perabot pada dinding.
d. Insulasi panas dan suara tidak sebaik dinding batu bata.
Batako identik dengan rumah sederhana, karena banyak orang meyakini bahwa biaya konstruksi dinding batako akan lebih murah daripada konstruksi dinding dengan batu bata. Benarkah begitu ?. Untuk 1 m2 dinding, diperlukan 20 bh batako press berukuran 40x20x10cm yang dipasang secara berdiri. Harga batako berkisar Rp. 1500/bh, sehingga dibutuhkan batako seharga Rp. 30.000 untuk satu bidang dinding seluas 1m2. Sedangkan dinding bata membutuhkan batu bata sebanyak 60 bh dengan harga Rp.400/bh. Jadi untuk dinding bata hanya membutuhkan material batu bata seharga Rp. 24.000/m2. Nah, malah lebih mahal dinding batako bukan?.
Jadi sebenarnya, dinding batako dianggap lebih murah daripada dinding batu bata apabila dinding tersebut tidak menggunakan plester dan aci. Ukuran batako lebih presisi daripada bata, sehingga dinding batako polos menghasilkan dinding yang lebih rapi secara visual apabila dibandingkan dengan dinding pasangan batu bata polos (tanpa plester dan aci). Tetapi bila sama-sama diplester dan diaci, maka dinding batako jatuhnya akan lebih mahal daripada dinding bata, karena dapat dipastikan, dinding batu bata akan membutuhkan material plesteran yang lebih banyak daripada dinding batako karena ukuran material batu bata yang kurang seragam.
Dinding batako lebih ringan dari pada dinding bata, sehingga menguntungkan untuk bangunan bertingkat banyak, karena mengurangi beban konstruksi. Bandingkan berat jenis batako yang sekitar 1.000 kg/m3, dibandingkan dengan berat jenis batu bata merah yang sebesar 2.000 kg/m3. Tetapi batako memiliki kuat tekan hanya 5,5 N/mm2 yang lebih kecil daripada batu merah kualitas baik yang bisa memiliki kuat tekan hingga 25 N/mm2 (SII-0021,1978). Batako memiliki ketahanan terhadap api selama 4 jam, lebih baik bila dibandingkan dengan bata merah yang memiliki ketahanan terhadap api hanya selama 2 jam.
Nah, dengan sedikit pengetahuan di atas, kita sudah tahu, kapan harus memakai batako dan kapan harus menggunakan bata merah bukan ?
Septana Bagus Pribadi, ST, MT
(Staff Pengajar Jurusan Arsitektur FT Undip)
septanabp.wordpress.com
Tulisan ini dimuat di Rubrik Bale, Harian Suara Merdeka
batako
photo-2
batako-press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages