Tips Desain Kontras

(khusus mahasiswa lho, arsitek senior nggak boleh baca, hahaa malu)
Segala sesuatu akan tampak bila ada pembandingnya.  Perbedaan antara sesuatu yang dibandingkan dengan pembandingnya biasa disebut kontras. Semakin besar nilai kontrak… eh kontras-nya (maaf, biasa mroyek sih) maka obyek yang dibandingkan akan semakin menonjol.
Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa obyek yang kontrasnya lebih besar, akan kelihatanLEBIH MENARIK, daripada obyek yang kontrasnya lebih kecil. Tapi harus diingat, di sini saya tidak bermaksud membandingkan antara obyek yang kontrasnya tinggi dengan obyek yang kontrasnya nol (monochrome), karena boleh jadi, obyek yang monochromeakan punya kekuatan tersendiri yang akan dibahas di tips desain yang lain. Maksud saya dengan kalimat di atas adalah : daripada membuat suatu obyek dengan kontras yang nanggung, lebih baik buatlah obyek dengan kontras yang tinggi sekalian.
Banyak terapan kontras dalam desain. Antara lain :
1.       Kontras Solid-Void.
Ini mungkin adalah konsep yang paling sering diterapkan dalam desain. Dengan menerapkan solid void selang-seling pada desain, akan menciptakan efek yang bagus. Solid bisa berarti bidang atau material yang masif, sementara void bisa berarti kosong, atau material yang menyiratkan kekosongan, misalnya kaca.
Nggak percaya ? silahkan lihat gambar di bawah ini.
Pada gambar di atas, framenya adalah solid, sementara massa bangunan di tengah adalah void.
Pada gambar di atas, solid-void diterapkan pada dinding dan bukaan horizontal
Yang ini juga mirip nih
Pada desain ini, bagian bawah yang warna kuning adalah solid, fasad bangunan yang lain adalah void.
Yang ini, siripnya solid, bukaannya  void
Nah, yang ini malah 1 masa solid, 1 masa bangunan yang lain yang void, bagus khan ?
2. Kontras dengan Konteks.
Artinya adalah bila ingin membuat suatu desain yang menonjol, buatlah desain yang sangat berbeda dengan lingkungan sekitarnya. Tapi jangan salah, seperti kontras vs monochrome di atas, kebalikan kontras dengan lingkungan adalah blended (menyatu dengan lingkungan). Nah, blended ini juga bisa memunculkan kekuatan tersendiri. Kapan-kapan kita bahas yang blended ini ya.
maksud saya dengan konsep kontras yang kedua ini adalah, daripada membuat kontras yang nanggung, desainlah suatu obyek yang luar biasa berbeda dengan lingkungan sekitarnya.
Lihat gambar-gambar di bawah ini ya.
Yang ini Swiss Re HQ, di London, bentuknya kontras banget dengan bangunan di sekitarnya.
Buat sufi ini sih nggak asing lagi. Buat yang pernah nonton The Da Vinci Code pasti tahu Museum Louvre di Paris ini.
Yang ini nggak tahu bangunan apa dan di mana, hehe
Yang ini keren juga, Broadcasting Place di Leeds, Inggris. Lihat, kontras banget dengan bangunan lama di sudutnya ya ?
Nih, bahkan oom Frank Lloyd Wright pun sudah sejak dulu pakai konsep kontras dengan konteks. Falling Water – Kauffman House
3. Kontras pada Gambar Presentasi
Ketika saya kuliah tingkat 1 dulu, saya ingat betul apa kata dosen saya waktu itu.”Kalau ingin gambarmu menarik, buatlah GELAP-TERANG”. dan wejangan dosen saya ini masih saya pegang teguh sampai saat ini. Setiap ada kesempatan, saya selalu mencoba membuat gambar saya gelap-terang. Dengan apa gambar kita bisa gelap terang ? yak betul, dengan SHADOW/BAYANGAN. Shadow atau bayangan bisa diterapkan pada gambar :
  • Site plan, pada bayangan masa bangunan dan pohon. Dengan bayangan ini, gambar siteplan yang semula datar-datar saja, bisa terlihat sangat menarik. Fungsi shadow pada site plan adalah untuk : membedakan ketinggian bangunan, membedakan atap datar, atap miring, dan atap melengkung.
  • Tampak bangunan, dengan shadow, jadi terlihat jelas, mana bagian bangunan yang maju dan mana yang mundur.
Dulu waktu kuliah, saya bahkan berani memberi shadow pakai spidol snowman besar yang item itu. hehe, nekad ya?
Ah, konsep yang ini susah nyari contoh image, bayangin sendiri aja ya, pokoknya gitu deh.
Du u andersten ?
septanabp.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages