Beberapa waktu lalu saya bersama rekan kerja mengunjungi salah satu pabrik pembuat paving block di kota Bojonegoro Jawa Timur. Benar juga prediksi saya, bahwa paving block dengan kualitas bagus diperoleh dengan komposisi kericak, pasir, semen dan air. Hal tersebut seperti layaknya adonan beton. Saya pernah menyebutkan dalam tulisan saya dengan judul paving block silahkan klik dihttp://dwikusumadpu.wordpress.com/2012/12/27/paving-block
Gambar 1. Timbunan Pasir dan Kericak yang digunakan sebagai material pembuatan Paving Block
Pada penelitian Harun Malissa tentang pengaruh batu pecah terhadap kuat tekan paving block,menyatakan Penambahan batu pecah akan berpengaruh terhadap kuat tekan paving block. Demikian juga Penelitian Shidiqi dan Yulianingsih tentang Pengaruh Semen dan pasir terhadap sifat-sifat Mortar dengan Pasir agak kasar dalam Nurzain 2012 (Tesis Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta).
Gambar 2. Kericak (split) yang digunakan dalam pembuatan paving block
Gambar 3. Pasir kasar yang digunakan dalam pembuatan Paving Block.
Berdasarkan SNI 03-6861.1-2002 (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A, bahan bangunan Bukan Logam) Persyaratan agregat yang digunakan dalam pembuatan beton harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Berbutir tajam dan keras
2. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik matahari dan hujan)
3. Tidak mengandung lumpur
4. Modulus halus butir sesuai dengan standart gradasi yang telah ditetapkan
5. Khusus untuk beton dengan tingkat keaweatan tinggi, agregat halus (pasir) harus tidak reaktif terhadap alkali
6. Agregat halus (pasir) dari pantai /laut boleh dipakai asalkan dengan petunjuk dan persetujuan dari lembaga pemeriksaa bahan-bahan yang diakui.
1. Berbutir tajam dan keras
2. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik matahari dan hujan)
3. Tidak mengandung lumpur
4. Modulus halus butir sesuai dengan standart gradasi yang telah ditetapkan
5. Khusus untuk beton dengan tingkat keaweatan tinggi, agregat halus (pasir) harus tidak reaktif terhadap alkali
6. Agregat halus (pasir) dari pantai /laut boleh dipakai asalkan dengan petunjuk dan persetujuan dari lembaga pemeriksaa bahan-bahan yang diakui.
Dari pengamatan visual yang saya lakukan, agregat halus maupun kasar yang digunakan pada pabrik pembuatan paving block di kota Bojonegoro tersebut memenuhi apa yang disyaratka SNI tersebut diatas.
Dari kunjungan tersebut, bahwa paving dengan kualitas baik (kualitas kuat tekan diatas K225 atau setara 19,3 MPa) bukanlah berupa mortar. Saya akan memberikan gambaran lebih detail tentang pengertian mortar, macam-macam mortar dan tipe-tipenya sebagai berikut:
Pengertian Mortar
Mortar (sering disebut juga mortel atau spesi) ialah bahan bangunan yang terbuat dari air, bahan perekat (misalnya lumpur, kapur, portland semen) dan agregat halus (misal pasir alami, pecahan tembok dsb)
Mortar biasa dipakai untuk:
a. Perekat antar bata merah pada pasangan dinding, perekat antar bata beton (batako) pada pasangan dinidng dan perekat antar batu pada pasangan batu (pondasi)
b. Pembuatan bata beton (batako), genteng beton, Paving Block (kualitas dibawah K225 ), buis beton dsb.
Mortar biasa dipakai untuk:
a. Perekat antar bata merah pada pasangan dinding, perekat antar bata beton (batako) pada pasangan dinidng dan perekat antar batu pada pasangan batu (pondasi)
b. Pembuatan bata beton (batako), genteng beton, Paving Block (kualitas dibawah K225 ), buis beton dsb.
Aduka mortar dibuat kelecakkannya cukup baikl sehingga mudah dikerjakan dan dipasangkan pada bangunan. Ukuran kelecakan mortar dilakukan dengan uji sebar dengan alat berupa meja sebar.
Mortar sebagai bahan bangunan biasanya diukur sifat-sifatnya misalnya kuat tekan, berat jenis, kuat tarik, daya serap, kuat rekat dengan bata merah, faktor susut dsb.
Macam-Macam Mortar
Berdasarkan jenis bahan perekatnya, mortar dibedakan menjadi 4 macam (Tjokrodimulyo, 2010) yaitu:a. Mortar lumpur
Dibuat dari campuran air, tanah liat/lumpur dan agregat halus (pasir). Perbandingan dari bahan-bahan tersebut harus tepat untuk memperoleh adukan yang kelecakannya baik dan mendapatkan mortar (setelah mengeras) yang bail pula. Terlalu sedikit agregat halus(berarti terlalu banyak tanah liat) menghassilkan mortar yang cenderung retak-retak setelah mengeras karena susutan pengeringannya besar. Sebaliknya terlalu banyak agregat halus (berarti sedikit tanah liat) menyebabkan adukan kurang plastis. Mortar lumpur ini dipakai untuk bahan dinding tembok atau bahan tungku api di pedesaan.
Berdasarkan jenis bahan perekatnya, mortar dibedakan menjadi 4 macam (Tjokrodimulyo, 2010) yaitu:a. Mortar lumpur
Dibuat dari campuran air, tanah liat/lumpur dan agregat halus (pasir). Perbandingan dari bahan-bahan tersebut harus tepat untuk memperoleh adukan yang kelecakannya baik dan mendapatkan mortar (setelah mengeras) yang bail pula. Terlalu sedikit agregat halus(berarti terlalu banyak tanah liat) menghassilkan mortar yang cenderung retak-retak setelah mengeras karena susutan pengeringannya besar. Sebaliknya terlalu banyak agregat halus (berarti sedikit tanah liat) menyebabkan adukan kurang plastis. Mortar lumpur ini dipakai untuk bahan dinding tembok atau bahan tungku api di pedesaan.
b. Mortar Kapur
Dibuat dari campuran air, kapur, agregat halus(dahulu ditambahkan serbuk bata merah sebagai pozolan). Kapur dan agregat halus mula-mula dicampur dalam keadaan kering, kemudian ditambahkan air. Air diberikan secukupnya agar diperoleh adukan yang kelecakannya baik. Selama proses pengerasan kapur mengalami susutan, sehingga jumlah agregat halus umumnya dipakai 2 atau 3 kali volume kapur. Mortar ini biasa dipakai untuk perekat bata merah pada dinding tembok bata atau perekat batu pada pasangan batu.
Dibuat dari campuran air, kapur, agregat halus(dahulu ditambahkan serbuk bata merah sebagai pozolan). Kapur dan agregat halus mula-mula dicampur dalam keadaan kering, kemudian ditambahkan air. Air diberikan secukupnya agar diperoleh adukan yang kelecakannya baik. Selama proses pengerasan kapur mengalami susutan, sehingga jumlah agregat halus umumnya dipakai 2 atau 3 kali volume kapur. Mortar ini biasa dipakai untuk perekat bata merah pada dinding tembok bata atau perekat batu pada pasangan batu.
c. Mortar Semen
Dibuat dari campuran air, semen portland dan agregat halus dalam perbandingan campuran yang tepat. perbandingan antara volume aemen dan volume agregat halus berkisar antara 1:2 dan 1:6 atau lebih besar. Mortar jenis ini kekuatannya lebih besar daripada mortar lumpr atau mortar kapur, oleh karena itu biasa dipakai untuk tembok, pilar, kolom atau bagian bangunan lain yang menahan beban. Dibandingkan dengan 2 jenis mortar sebelumnya, mortar semen ini lebih rapat air, sehingga digunakan untuk bagian luar bangunan dan atau bangian bangunan yang berada di bawah tanh (terkena air tanah)
Dibuat dari campuran air, semen portland dan agregat halus dalam perbandingan campuran yang tepat. perbandingan antara volume aemen dan volume agregat halus berkisar antara 1:2 dan 1:6 atau lebih besar. Mortar jenis ini kekuatannya lebih besar daripada mortar lumpr atau mortar kapur, oleh karena itu biasa dipakai untuk tembok, pilar, kolom atau bagian bangunan lain yang menahan beban. Dibandingkan dengan 2 jenis mortar sebelumnya, mortar semen ini lebih rapat air, sehingga digunakan untuk bagian luar bangunan dan atau bangian bangunan yang berada di bawah tanh (terkena air tanah)
d.Mortar Khusus
Dibuat dengan menambahkan bahan khusus pada mortar kapur dan mortar semen diatas dengan tujuan tertentu (peredam suara atau tungku tahan panas dengan temperatur tinggi).
Dibuat dengan menambahkan bahan khusus pada mortar kapur dan mortar semen diatas dengan tujuan tertentu (peredam suara atau tungku tahan panas dengan temperatur tinggi).
Tipe-Tipe Mortar
Menurut SNI 03-6882-2002, berdasarkan kuat tekannya mortar dibedakan menjadi beberapa tipe sebagai berikut:
a. Mortar Tipe M, adalah adukan dengan kuat tekan yang tinggi, dipakai untuk dinding bata bertulang, dinding dekat tanah, pasanagan pondasi, adukan pasanag pipa air kotor, adukan dinding penahan dan adukan untuk jalan. Kuat tekan minimumnya 17,2 MPa.
Menurut SNI 03-6882-2002, berdasarkan kuat tekannya mortar dibedakan menjadi beberapa tipe sebagai berikut:
a. Mortar Tipe M, adalah adukan dengan kuat tekan yang tinggi, dipakai untuk dinding bata bertulang, dinding dekat tanah, pasanagan pondasi, adukan pasanag pipa air kotor, adukan dinding penahan dan adukan untuk jalan. Kuat tekan minimumnya 17,2 MPa.
b. Mortar tipe S, adalah adukan kuat tekan sedang, dipakai bila tidak disyaratkan menggunakan tipe M, tetapi diperlukan daya rekat tinggi serta adanya gaya samping. Kuat tekan minimum 12,5 MPa
c. Mortar tipe N, adalah adukan dengan kuat tekan sedang, dipakai untuk pasangan terbuka di atas tanah. Kuat tekan minimumnya 5,2 MPa.
d. Mortar tipe O, adalah adukan dengan kuat tekan rendah, dipakai untuk konstruksi dinding tidak menahan beban yang melebihi 7 kg/cm2 dan gangguan cuaca tidak berat. Kuat tekan minimumnya 2,4 MPa.
Nah, dari sedikit uraian tentang mortar, sudah sangat berbeda antara apa itu mortar dan apa itu beton..
Jika paving block menggunakan bahan penyusun hanya campuran air, semen portland dan pasir maka paving block yang dihasilkan merupakan kategori mortar, mempunyai kuat tekan yang rendah. Berbeda dengan paving block yang menggunakan bahan penyusun campuran air, semen portland, pasir dan split dengan komposisi tertentu, maka produk yang dihasilkan merupakan kategori beton dengan karakteristik kekuatan yang bervariasi sesuai denagn komposisi bahan penyusunnya.
Jika paving block menggunakan bahan penyusun hanya campuran air, semen portland dan pasir maka paving block yang dihasilkan merupakan kategori mortar, mempunyai kuat tekan yang rendah. Berbeda dengan paving block yang menggunakan bahan penyusun campuran air, semen portland, pasir dan split dengan komposisi tertentu, maka produk yang dihasilkan merupakan kategori beton dengan karakteristik kekuatan yang bervariasi sesuai denagn komposisi bahan penyusunnya.
Semoga tulisan saya dapat memberikan gambaran mengapa ada paving dengan kualitas kerupuk alias jelek, mudah gumpil, mudah retak, patah bahkan ditumbuhi lumut apabila musim hujan dan mengapa ada juga paving dengan kualitas baik, kuat, tidak mudah patah, tidak retak tidak gumpil dan tidak ditumbuhi lumut.
SNI 03-6882-2002, Spesifikasi Mortar untuk Pekerjaan Pasangan dan SNI 03-0691-1996 tentang Bata Beton (Paving Block) tersedia pada halaman Rak Kode, silahkan kunjungihttp://dwikusumadpu.wordpress.com/rak-kode/
Video proses pembuatan paving block dapat anda lihat di
Sumber:
Muhammad Nurzain, 2012, Pemanfaatan Tras Alam dari Sayutan Magetan dan Kapur dari Ngampel Blora sebagai Bahan Subtitusi Semen untuk Campuran Mortar, Tesis, Universitas Gadjah Mada.
Muhammad Nurzain, 2012, Pemanfaatan Tras Alam dari Sayutan Magetan dan Kapur dari Ngampel Blora sebagai Bahan Subtitusi Semen untuk Campuran Mortar, Tesis, Universitas Gadjah Mada.
Satyarno, I, 2010, Tutorial Metode Pengujian Bahan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
SNI 03-6882-2002, Spesifikasi Mortar untuk Pekerjaan Pasangan, Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
SNI 03-6861.1-2002 (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A, bahan bangunan Bukan Logam) Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Tjokrodimulyo K, 2010, Bahan Bangunan lanjut, Fakultas Tenik, Universitas Gadjah Mada.
sumber : dwikusumadpu.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar