Dalam era kemajuan pembangunan yang semakin pesat dan canggih, diperlukan
bahan-bahan bangunan yang mempunyai nilai sejajar dengan kemajuan teknologi,
kecepatan pelaksanaan, keampuhan bahan dan menekan bahan-bahan bangunan dari
bahan-bahan bangunan tradisionil.
Dengan tanpa ragu-ragu, kita
dapat mengerti jalan pemikiran secara umum arti dari “Lightweight” Concrete
(LWC) atau bahan dasar pembuatan gedung dan lain-lain (bentuk concrete
tradionil yang disebut batu bata) yang berbobot ringan ini selama ini belum
pernah ditemukan bahan bangunan lain (concrete) yang ringan.
Dapat dikatakan bahwa Lightweight Concrete (LWC) mempunyai arti bahwa bahan
bangunan tersebut adalah lebih ringan daripada bahan bangunan campuran
tradisionil (batu bata atau sejenisnya) yang pada umumnya dibuat dari campuran
pasir dan batu kecil / kerikil atau tanah liat yang menjadi salah satu bahan bangunan
seluruh pembuatan gedung-gedung.
Untuk mengimbangi kemajuan teknologi yang semakin cepat maka LCW adalah
concrete yang dibuat menjadi bahan yang berbobot ringan tetapi dapat memecahkan
persoalan yang dihadapi selama ini dengan menciptakan bahan pembuat bangunan
(concrete) yang berbobot ringan.
Kesulitan untuk menciptakan LCW
diperlukan waktu beberapa tahun untuk mendapatkan cocrete dengan kekerasan
kering (dry density) yang tidak lebih dari 100lb.ft3. Sedangkan bahan campuran
bangunan (conctrete) tradisionil pada umumnya berbobot antara 140-150lb/ft.
Terdapat banyak keuntungan dalam
destiny rendah antara lain mengurangi beban mati, mempercepat pekerjaan dan
biaya rendah. Berat bangunan pada pondasi adalah faktor terpenting dalam design
terutama bagi bangunan-bangunan tinggi/bertingkat. Penggunaan LWC kadang-kadang
memungkinkan dengang design yang tergantung pada berat bangunan. Dalam
konstruksi frame maka bentuk frame selalu menerima beban dari lantai dan tembok
dan bila diperbandingkan dengan penggunaan LWC ada penghematan biaya bila
menggunakan LWC untuk lantai, penyekat dan kebutuhan lain diluar gedung itu
sendiri.
Dalam pengalaman praktek pembuatan bahan bangunan pabrik-pabrik/industri
bahwa kecepatan pembuatan gedung bangunan dengan memakai LWC jauh lebih cepat
selesai daripada mepergunakan bahan bangunan tradisionil dan karena itu kini
banyak para pengembang mempergunakan LWC dari pada concrete tradisionil untuk
membuat diding yang sama.
Kemenangan akan dicapai dengan membangun dinding 6-in terbuat
dari acrates concrit/LWC, akan mendapatkan 4 kali lipat dari pada membangun
dengan 9-in diding concret tradisionil. Pada akhir-akhir ini banyak daerah
materian concrit tradisionil yang terdiri dari pasir dan kerikil menjadi
langka.
Secara garis besar dan dasarnya
pembuatan acrated concrit/LWC adalah memasukan unsur udara di dalam pembuatanya
antara lain dengan menciptakan glembung-gelembung udata di dalam serbuk semen
(Cement slurry) yang mengambang secara selullar yang disebut Acrated concrit.
Dengan demikian LQC telah
menjadi kebutuhan utama dan dikenal diakhir-akhir ini sebagai kelas baru dalam
material pembuat bangunan gedung. Bentuk LWC yang diproduksi ini dinamankan
“BATA RINGAN”. Bata Ringan telah dipergunakan untuk membangun industri-industri
baja di Perancis ialah Alasace Iron Industy dan beberapa negara di Eropa Barat.
Di Amerika Bata Ringan
dipergunakan untuk membangun gedung-gedung pemerintahan dengan menghabiskan 15
juta M3 dalam 1 tahun, demikian pula dipergunakan di Kanada bagian Utara dan
Meksiko. Kini di Asia/Asia Tenggara telah mulai gencar dipsarkan dan
dipergunakan sebagai bahan utamna banguan gedung dan gedung bertingkat setelah
dialaminya kesulitan akan bahan bangunan concrete tradisionil.
Untuk diketahui bahwa bata
ringan telah dites lengkap oleh Newman & Bessi Building Research Station di
Great Britai England dan beberapa labolatorium Research Institution di Amerika.
1. PROSES PEMBUATAN BATA RINGAN
Material dasar yang dipergunakan di pabrik Bata Ringan adalah
penghancuran/perabuhan (pulverized fuel ash/PFA) antara pasir, semen, bahan
perekat dan air. Proses dimulai dari pencampuran PFA dengan pasir dan air untuk
membentuk adonan yang disebur “Slurry”. Adonan ini dipanaskan dan dihasilkan
dalam bak pengaduk berkecepatan tinggi dimana semen dan perekat ditambahkan ke
dalamnya. Akhirnya sejumlah kecil tepung alumunium ditabur kedalam pencampuran
sebelum dituangkan dalam ceakan.
Tepung alumunium menyebabkan terjadinya reaksi kimia, yang menimbulkan
gelembung-gelembung kecil yang membentuk struktur karakter (jenis) aricrate.
Bilamana pengadukan telah mencapai waktu yang dibutuhkan untuk membentuk “cake”
(kue) maka selanjutnya dipotong-potong sesuai ukuran yang ditetapkan sebagai
blok-blok BATA RINGAN.
BATA RINGAN yang telah dipotong-potong dipindahkan ke autoclave untuk
diberi tekanan tinggi dengan uap guna pengawetanya. Selama proses ini bahan
campuran tersebut terbentu kalsium cilicate hydrates yang menentukan sifat yang
khusus dari produk dan jadilah BATA RINGAN tersebut. Penggabungan bahan campuran
akan menetukan sifat dari balok-balok BATA RINGAN. Sifat dari balok-balok BATA
RINGAN hanya terdapat dalam kombinasi dari beberapa material tersebut di atas.
Proses pengerjaan dalam pabrik selalu diteliti dan dimonitor dengan seksama
melalui peralatan-peralatan computer akurat.
Pada dasarnya pabrik BATA RINGAN dilengkapi dengan sebuah labolatorium
dengan pimpinan tenaga ahli kimia dan tekhnisi yang menjamin kualitas dengan
pengontrolan ketat.
2. UKURAN BALOK BATA RINGAN
BATA RINGAN dicetak menurut Standar Internasional sesuai dengan Agreement
Certification no. 86/1689 dan 90/2467 (Standar Industri Singapura dan Standart
Industri Indonesia/SII) dan juga British Standart no. BS.6073-1981, sebagai
berikut :
1. Ukuran Standard :
No
|
UKURAN
|
JUMLAH BLOCK per M3
|
1
2
3
4
5
|
60 x 20 x 7,5 CM
60 x 20 x 10 CM
60 x 20 x 12,5 CM
60 x 20 x 15 CM
60 x 20 x 20 CM
|
111 Pcs
83 Pcs
70 Pcs
56 Pcs
42 Pcs
|
2. Bata Ringan yang diproduksi Indonesia
UKURAN STANDARD
|
|
540 x 190 mm
|
|
|
Tebal/mm
Block/m3
M2 tembok/m3
|
75,00
130,00
13,33
|
100,00
97,00
10,00
|
125,00
78,00
8,00
|
150,00
65,00
6,67
|
3. PENGGUNAAN BATA RINGAN BLOCKS
A.
Bata
Ringan block digunakan secara luas dalam konstruksi gedung untuk dinding bagian
dalam maupun bagian luar, baik gedung bertingkat, rumah biasa sampai gudang-gudang.
Kebanyakan untuk dinding bagian luar digunakan bata ringan block ukuran
besar 60 x 20 x 20 (ukuran besar) namun semua Bata Ringan dapat digunakan dalam
situasi apapun, bahkan kadang disesuaikan dengan pemasangan akhir dinding
sebagai hiasan dekoratif luar dari bentuk kotak-kotak block tersebut.
Konstruksi dinding penyekat yang sudah diselidiki dan memenuhi persyaratan
antara lain :
1.
Konstruksi
double dinding Bata Ringan block masing-masing 100 mm dengan ruang antara 50 mm
dan diplester setebal 13 mm dikedua bidang kuar, merupakan isolasi suara yang
sangat kedap.
2.
Dinding
Bata Ringan Block setebal 215 mm diplester 13 mm di kedua bidangnya pun
merupakan isolasi kedap suara.
B.
Penggunaan
Bata Ringan Aircrete Block untuk Konstruksi Di Dalam Gedung
Bata Ringan Block dipakai sebagai penahan kelembaban udara yang pada
dasarnya telah disekat oleh gelembung-gelembung udara yang berada didalam Bata
Ringan Block tersebut.
Bata Ringan Block dapat juga menjadi penahan kebekuan (frost resistance)
sampai pada titik DPC (titik beku).
Menurut penyelidikan Para Ahli Bangunan, kehilangan panas dari suatu ruang
banyak disebabkan oleh batas pinggir lantai dengan dinding disbanding dengan
kehilangan panas dari serapan lantai itu sendiri dengan penggunaan Bata Ringan
Blocks untuk batas pinggir lantai dapat memperkecil kehilangan panas semacam
ini.
Bata Ringan Block sebagai penahan api.
Bata Ringan Block termasuk dalam golongan yang tidak mudah terbakar. Hal
ini dibuktikan dengan golongan pada Building Regulation Approved Dokumen
B-Clause A 13 dari Fire Research Station, England. Dengan menggunakan Bata
Ringan Block lokalisasi api bila terjadi kebakaran dalam suatu ruangan dengan
menggunakan Bata Ringan Block akan lebih efektif dan lebih menjamin lokalisasi
api sambil menunggu kecepatan pemadam kebakaran. Dinding Bata Ringan Block
dapat menahan beban berat dan menahan panas api – ½ jam ketahanan api untuk
setiap 25 mm Bata Ringan Block. Dinding Bata Ringan Block tanpa beban – 1 jam
ketahanan api untuk setiap 25 mm Bata Ringan Block.
Jadi pada kesimpulanya, Bata Ringan Block mengandung kualitas sebagai
penahan api, mudah untuk penggabungan penahan rayap dan sejenisnya, peredam
suara dan lain-lain. Sehingga Bata Ringan Block untuk konstruksi dinding bagian
dalam sangat dianjurkan.
Bobot isi Bata Ringan Block adalah 550-600 Kg/m3 (kering) dan 600-650 Kg/m3
(lembab).
Bata Ringan sebagai bahan lantai
Block maupun Block Bata Ringan menjadi kebutuhan dari makin populernya
bahan konstruksi yang normal maupun yang sulit kondisinya. Penggunaan Bata
Ringan Block guna lantai dimaksud memperlihatkan kemenangan yang jelas
dibanding dengan jenis-jenis concrete tradisionil yang konvensional dan dapat
dibuktikan sebagai berikut. :
a.
Sifat
Bata Ringan/Autoclaved Light Concrete (ALC) sebagai hantaranlemah hama (low
thermal conductivity) mempertinggi daya tahan akan hama/rayap.
b.
Sifat
ringan ALC menyebabkan pengurangan titik mati dan berat bangunan secara
keseluruhan.
Karena berat ALC adalah 1/3 dar berat batu konvensional, ALC dapat
ditangani dan dipindahkan dengan kemudahan dan lebih cepat.
Khusus untuk bahan lantai garasi mobil yang pada umumnya menggunakan
batu bata konvensional dengan ketebalan 50 mm sebagai daya tahan tekanan
minimum 20 N/mm2 maka dengan mempergunakan ALC cukup dengan mempergunakan Block
ukuran terkecil karena ALC mempunyai daya tahan tekanan yang tinggi.
A. BAHAN BAKU
1.
Bahan
baku pembuatan Bata Ringan Block ini antara lain :
Semen (segala jenis semen dengan kandungan yang memenuhi persyaratan
teknis)
Kapur (Kapur atau gamping yang dihaluskan)
Pasir Silika (adalah pasir khusus yang mempunyai kandungan bahan silica)
Alumunium powder (bubuk alumunium yang diimpor khusus dari China)
Bahan baku tersebut diatas (kecuali alumunium powder) didapat di dalam
negeri dan merupakan bahan baku yang mudah didapat.
2.
Semen
Semen yang dipergunakan adalah semen standar Indonesia sehingga semua merek
semen yang dproduksi di Indonesia mempunyai kandungan yang sama dan dapt
dipergunakan sebagai campuran bahan baku Bata Ringan Block ini.
3.
Kapur
(dingin)
Bahan kapur (lime), disyaratkan penggunaan kapur yang asli/tidak tercampur
tanah liat, kapur ini didapat di daerah Jawa Barat (Padalarang dan Sukabumi)
yang mempunyai kadar kapur tinggi yang menghasilkan kapur dingin/kapur mati
(slaking slime) dengan suhu 45OC-55OC. Kapur dingin ini
sebgian besar didapat setelah kapur asli dibakar dan diuapkan maka menghasilkan
kapur dingin.
4.
Pasir
Silika
Pasir Silika didapat didapat didaerah-daerah yang mengandung silicon
seperti Lampung dan Sumatra Selatan.
Menurut penyelidikan, kandungan silicon pada pasir silica di daerah-daerah
adalah sebagai nerikut :
Daerah
|
Silika
|
Clay
|
Warna
|
Tulang Bawang
Lampung
|
98%
90%
|
2%
3%
|
Hitam
Hitam
|
Jenis-jenis pasir silica yang didapat untuk dapat dijadikan bahan baku,
harus digiling dahulu sampai halus dengan mencapai standar khusus dengan
melalui beberapa kali penggilingan dan pengayakan sehingga didapat bubuk pasir
silica yang disebut “SLURRY”.
5.
Alumunium
Alumunium powder adalah bahan baku utaman yang harus di impor dari China,
mengingat ketergantungan akan bahan baku ini dari luar negeri maka perlu
mempunyai Buffer Stock yang cukup untuk menekan fluktuasi harga maupun stock
dipasaran.
6.
Air
Tidak kalah pentinya bahan baku berupa air mendominasi bentuk campuran
sebagai bahan baku yang menentukan. Kualitas air yang diperlukan adalah standar
umum dengan nilai kejernihan 95% aie tanah yang tidak mengandung garam.
B. BAHAN PEMBANTU
Bahan pembantu adalah memproduksi Bata Ringan Blocks antara lain :
1.
Pallet
Kayu Perpakking/Packaging dari cilika block dengan jumlah tertentu dalam
satu bentuk pallet.
2.
Steel
Shapping
Besi pengikat perpakking
3.
Cutting
Wire
Pisau pemotong silica menjadi blok-blok sesuai ukuran yang dibutuhkan
4.
Bahan
Grinda
Untuk bahan campuran menghaluskan pasir silicon menjadi (Grinding media)
slurry
C. PROSES PRODUKSI
Secara sederhana proses produksi dapat digambarkan dari awal sampai akhir
produkse sebagai berikut :
1.
Proses
pertama adalah penggilingan pasir silica agar dapat dijadikan “Slurry” tepung
silica.
2.
Slurry
dimasukan dalam tempayan pengaduk luluh slurry dimana slurry dicampur dengan
air dan diaduk menjadi adonana luluh/permik.
3.
Adonan
luluh dituangkan dalam tangki penyimpan luluh/permik.
4.
Luluh
permik dimasukan dalam bejana dimana diadakan pencampuran luluh permik dengan
semen dan kapur setelah itu dituangkan Alumuinium Powder.
5.
Setelah
memenuhi waktu pencampuran yang cukup maka campuran tersebut melalui
saluran-saluran khusus menuju kotak-kotak cetakan silicon.
6.
Diperlukan
waktu sejenak untuk pengukuhan/pengerasan balok-balok silicon.
7.
Balok
silicon dikirim ke ruang pemotongan untuk dipotong-potong sesuai ukuran yang
ditentukan.
8.
Agar
memenuhi ukuran yang tepat/akurat, diadakan pemotongan ke dua untuk menjadi
Bata Ringan Block dan bersihkan sisa-sisa/bekas-bekas pemotongan.
9.
Selanjutnya
Bata Ringan Block dimasukan ke dalam Auto Claved selama 12 jam diberi tekanan
uap dengan tekanan 12 BAM dan temperatur 193OC. Dalam tekanan uap
tersebut akan mebentuk reaksi pembakaran sampai produk Bata Ringan matang
dengan sempurna.
10.
Bata
Ringan Blocks dinyatakan “Jadi” dan di tumpuk dalam gudang penumpukan yang siap
untuk dikirim.
D. KEBUTUHAN ALAT DAN MESIN
1.
AUTOCLAVE
Mesin pemberi tekanan uap dan pemanas untuk produksi pertama dinutuhkan 5
Autoclave.
2.
BOILER
Ceret pemanas air untuk mendapatkan uap air guna pemanasan Autoclave.
3.
SAND
MILL
Mesing penggiling pasir silica untuk diproses menjadi slurry dibutuhkan 2
(dua) set lengkap.
4.
MIXER
Mesin pencampur bahan baku, dibutuhkan 2 (dua) unit mixer.
5.
CUTTING
MACHINE
Mesin pemotong balok-balok silica agar sesuai dengan ukuran standart atau
yang ditentukan, dibutuhkan 1 (satu)
6.
SILLO
Bak penyimpanan slurry, dibutuhkan minimum 6 unit.
7.
MOULD
Bak penampung jenang Silicon setelah dicampur dalam mixer, dibutuhkan 50
mould.
8.
LIME
SLAKING TUB BAK.
Untuk mengolah kapur panas untuk dijadikan kapur mati.
E. KEBUTUHAN ALAT PENUNJANG PRODUKSI
1.
Grinding
Media
Bahan kimia pencampur pasir silica agar pasir lebih mudah
dicampurkan/dijadikan slurry.
2.
Pallet
Paku pengepakan Bata Ringan sesuai jumlah.
3.
Cutting
Wire
Kawat gergaji pemotong balok silicon.
4.
Steel
Strapping
Tali pengikat/baja untuk pengepaka Bata Ringan Block
5.
Kerosin
Bahan bakar minyak untuk pemanas Autoclave/Boiler pemasak air
6.
Mould
Oil
Bahan pelumas untuk mould agar tidak lengket pada mould
7.
Air
Dipergunakan untuk membantu pasir silica agar hancur waktu digiling dan
menjadi bubur slurry dan harus dituangkan sesuai ukuran.
8.
Hoist
Mesin pengankat/memindahkan alat-alat produksi maupun hasil produksi
(mould, alas mould dan barang jadi) yang kapasitas maksimalnya 5 ton.
F. KEBUTUHAN ALAT TRANSPORTASI PENUNJANG PRODUKSI
1.
Forklift
Guna memindahka Bata Ringan yang sudah di packing kelokasi gudang dan
penyusunan truck pengankut pada saat
akan melakukan pengiriman.
2.
Truck
Sarana angkutan untuk bahan-bahan baku dan barang jadi/hasil produksi
3.
Eskalator/Sovel
Alat pengangkut bahan baku (Pasir Silica) dari tempat penimbun ke Sand Mill
dan dari Sand Mill ke Sillo.
4.
Troli
dan Katrol
Alat pengangkut CB dari Autoclave tempat penimbunan sementara.
G. KEBUTUHAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK\
1.
Genset
Pembangkit tenaga listrik di luar aliran listrik PLN guna mengatasi bila
sewaktu-waktu waliran listrik PLN mati. Dibutuhkan 1 (satu) set genset dengan
kapasitas 200KVA
2.
Saluran
PLN
H. KEBUTUHAN TENAGA KERJA DAN ORGANISASI
Sebagai suatu perusahaan yang bekerja di bidang produksi dan pemasaran maka
perusahaan ini membutuhkan SUSUNAN ORGANISASI yang Profesional dan kuat yang
terdiri dari unsur pokok, yaitu :
1.
Tenaga
Pimpinan
2.
Tenaga
Tehnik dan Produksi
3.
Tenaga
Keuangan
4.
Tenaga
Pemasaran (Marketing)
5.
Tenaga
General Affair/HRD
Tiap-tiap bidang
mempunyai struktur organisasinya masing-masing sesuai dengan skema manajemen
yang profesional (Lihat tabel lampiran)
1.
Tenaga
Pimpinan terdiri dari 1 (satu) orang Direktur Utama dan dibantu dengan 4
(empat) Direktur Excecutive.
4 (empat) Direktur Excecutive tersebut adalah :
b.
Direktur
Produksi yang membawahi Plant Manager dan Manager Tehnik.
c.
Direktur
Keuangan yang membawahi Manaer Keuangan, Manager Purchasing dan Manager
Pembukuan.
d.
Direktur
Marketing yang membawahi Manager Sales dan Marketing dan Manager Expedisi.
e.
Direktur
General Affair yang membawahi Manager Personalia dan Manager Umum.
2.
Tenaga
Tehnik dan Produksi
Tenaga Tehnik dan Produksi menguasai Bidang Produksi (Pabrik), Quality
Control dan Laboratorium dan Urusan Logistik.
3.
Tenaga
Keuangan
Tenaga Keuangan membidangi bidang Verivikasi/Auditing, Cashier, Pembukuan,
Accounting dan Pembelian (Purchasing)
4.
Tenaga
Pemasaran
Tenaga Pemasaran/Marketing bergerak dibidang Penjualan, Pemasaran, Operasi
Pasar, Expedisi dan Store.
5.
Tenaga
General Affair
Tenaga General Affair adalah tenaga yang mengurusi urusan dalam perusahaan
yaitu dibidang Administrasi, Maintenance alat-alat kantor, personalia dan
kesejahteraan karyawan.
ASPEK EKONOMIS DARI PROYEK BATA RINGAN
Untuk dapat menyimpulkan apakah secara ekonomis proyek ini dapat
dipertanggungjawabkan, bersama ini kami sampaikan peninjauan proyek dari
beberapa segi antara lain :
1.
Penilaian
Lokasi
2.
Besarnya
Investasi/Modal Kerja
3.
Harga
Pokok/Harga Jual dan Margin
4.
Pengembalian
Modal
A. LOKASI PABRIK
Salah satu syarat utama dari penentuan lokasi pabrik, harus dekat dengan
tempat supply bahan baku sebagai bahan utamanya. Lokasi pabrik BATA RINGAN
dengan luas ± 6 HA, direncanakan didirikan daerah Propinsi Banten. Sehingga
untuk mendapatkan bahan baku dan atau pengiriman hasil produksi sangat mudah.
Adapun salah satu bahan baku BATA RINGAN berupa kapur yang diperoleh dari
daerah Padalarang dan daerah Sukabumi (Jawa Barat), sebagai daerah penghasil
kapur yang berkualitas, dengan demikian penempatan lokasi di Banten adalah
sangat tepat karena dekat dengan bahan baku kapur.
Disamping kapur, bahan baku BATA RINGAN ialah pasir Cilica. Pasir Cilica
bisa didapat di daerah Lampung dan daerah Sumatra Selatan. Sesuai dengan
pemeriksaan laboratorium, pasir Cilica daerah Tulang Bawang mempunyai kandungan
98% Cilica (dibutuhkan minimum kandungan 65% Cilicon) dan pasir lampung 90%
Cilica dimana hal ini guna menjaga kualitas produksi.
Adapun bahan baku ketiga adalah Semen sebagai bahan perekat adonan. Pabrik
semen terbesar di Indonesia terletak di kota Gresik, dikenal sebagai Semen
Gresik. Karena itu jelas, tidak akan menemuai kesulitan apapun baik tentang
pasokan maupun transportasinya.
Disamping itu bahan baku yang
tidak kalah pentingya tersebut di atas ialah air. Dilokasi pabrik nantinya akan di buat beberapa titik sumur untuk
memenuhi kebutuhan air untuk proses produksi, disamping itu juga nantinya
pabtik Bata Ringan juga akan memasang saluran air dari Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) daerah Banten.
Guna mengirim hasil produksi Bata
Ringan seperti telah diuraikan di atas, Propinsi Banten terletak di jalur lalu
lintas darat yang sangat padat dan pembangunan yang sangat cepat dimana hal ini
sangat berpengaruh terhadap kelangsungan usaha perusahaan Bata Ringan nantinya.
Untuk pengiriman Bata Ringan melalui laut ada dua kemungkinan ialah melalui
pelabuhan Merak dan pelabuhan Tanjung Priuk.
Dilain hal maka harga tanah
memegang peranan pokok pula dalam penyediaan modal investasi. Harga tanah di
daerah Banten masih tergolong relatif rendah yang saat ini sudah mulai terjamah
dengan lingkungan industri, sehingga pemilihan lokasi tanah disini akan menekan
biaya investasi tanah.
B. INVESTASI DAN MODAL KERJA
Untuk mendirikan pabrik ini dalam
1 (satu) kompleks yang meliputi :
1.
Bangunan Perkantoran
2.
Bangunan Pabrik
3.
Bangunan Gudang
4.
Perumahan Karyawan
5.
Areal untuk Perkembangan/Perluasan Pabrik
Dengan
mendirikan proyek ini didalam satu kompleks diharapkan dapat dicapai efisiensi
:
1.
hubungan kerja antar sektor dapat berlangsung
secara aktif dan baik
2.
pengawasan terhadap aparat produksi dapat
ditangani secara langsung
3.
Keakraban antar pimpinan dapat dicapai
4.
dapat mengurangi biaya transportasi disegala
bidang
C. TANAH DAN BANGUNAN
Tanah sebagai unsur yang sangat
penting bagi pendirian pabrik, guna penempatan lokasi pabrik, akan sangat
tergantung dengan bantuan Pemda setempat dan sudah barang tentu bantuan dan
penerimaan masyarakat setempat sangat positif, dengan didirikanya pabrik Bata
Ringan maka akan mengurangi tingkat pengangguran.
Areal tanah yang dapat
dipergunakan sebagai kompleks pabrik Bata Ringan adalah seluas 6 HA, atau 6.000
M2 dimana akan dibangun :
a.
Bangunan Pekantoran - 20 x 30 Mtr = 600 M2
b.
Bangunan Pabrik -
83 x 30 Mtr = 2.490 M2
c.
Bangunan Gudang -
20 x 40 Mtr = 800
M2
d.
Bangunan Perum Karyawan (5 unit)- 5 x 117 Mtr = 570 M2
e.
Jalan dan Perparkiran - =
250 M2
f.
Open Storage (Bahan Baku) - = 300 M2
g.
Lahan Pembuangan Limbah - =
530 M2
h.
lahan Perluasan Pabrik -
= 460 M2
Jumlah
Luas Tanah = 6.000 M2
D. Perkantoran
Perkantoran seluas 600 M2 atau bangunan ukuran 20 x 30 Mtr,
terbuat dari bangunan kerangka beton bertulang yang terdiri dari :
1.
Ruang tamu dan counter/penerima tamu
2.
Ruang Presiden Direktur/Direktur Utama
3.
Ruang Rapat Utama
4.
Ruang Direktur Keuangan dan Staf Auditing
5.
Ruang Direktur Marketing dan Staf Pemasaran
6.
Ruang Direktur General Affair dan Staf Umum
7.
Ruang Kasir dan Juru Bayar
8.
Ruang Makan/Kantin dan Dapur
9.
Ruang Toilet
10.
Ruang Gudang peralatan kantor dan arsip
11.
Ruang Komputer dan Faximili dan Foto Copy
E. PABRIK
Bangunan pabrik seluas 2490 M2
atau ukuran 83 x 30 Mtr, terbuat dari kerangka besi dengan tembok setinggi 6
Mtr terdiri dari 2 (dua) lantai, dimana lantai ke 1 ialah pabrik dengan segala
permesinanya, dan lantai ke 2 ialah ruang perkantoran yang terdiri dari :
1.
Ruang Direktur produksi
2.
Ruang Rapat produksi
3.
Ruang Manager Palnt
4.
Ruang Manager Teknik
5.
Ruang Administrasi teknik dan produksi
6.
Ruang Labolatorium
7.
Ruang Toilet
Lantai bawah terpasang segala
permesinan yang diatur menurut flow of production dan beberapa ruang
kontrol/pengendali.
F. GUDANG
Gudang yang terbuat dari kerangka
besi dengan ukuran 20 x 40 Mtr dimana peruntukanya adalah untuk gudang
alumunium, gudang spare part dan gudang barang jadi yang areanya berdiri
tersendiri diluar gedung produksi.
G. PERUMAHAN KARYAWAN
Perumahan karyawan yang berjaraj 100 Mtr dari gedung pabrik, dimaksudkan
untuk menghindari polusi kebisingan dan udara pabrik. Jmlah perumahan
ada 5 (lima) buah, dan masing-masing tanah berukuran 114 M2, dengan kelengkapan
:
1.
1 (satu) ruang tamu/kerja
2.
2 (dua) ruang tidur
3.
1 (satu) ruang toilet
Rumah karyawan ini mempunyai
beberapa kegunaan :
1.
penempatan tenaga utama (Dir. Produksi/Plant
Manager) yang sewaktu-waktu (24 jam) dapat dihubungi untuk keperluan
pabrik/hal-hal yang bersifat mendadak.
2.
Penampungan tenaga-tenaga skill (Skill labour)
yang diperlukan dalam sift produksi, dikhususkan pada mereka yang belum
berkeluarga.
3.
Guest house, bagi tamu perusahaan yang
memerlukan penginapan setempat.
H. JALAN DAN PERPARKIRAN
Jalan yang terbuat dari beton
aspal menghubungkan kantor, pabrik, gudang, perumahan karyawan, areal
pembuangan limbah, dengan lebar jalan 6,5 Mtr, dengan luas total 250 M2.
Selain itu dibuat perparkiran
kendaraan bermotor yang terbuat dari paffing stone dengan luas 100 M2 digelar
di halaman pabrik, perkantoran dan gudang. Sebagian daerah perparkiran tersbut
dibuat juga untuk garasi mobil dinas pimpinan dengan ukuran 3 x 15 Mtr.
I. OPEN STORAGE
Open Storage adalah tempat
penimbunan bahan baku pasir Cilica dan kapur yang beralaskan tanah yang
dipadatkan dengan sirtu.
Luas Open Storage ini ialah 300 M2 dimana dipasang pula
sebuah mesin (carier) atau eskalator/ban berjalan yang menghubungkan dengan
grinding machine yang akan menggiling pasir Cilica tersebut.
J. LAHAN PEMBUANGAN LIMBAH
Lahan pembuangan limbah ini
seluas 530 M2 yang terletak di sudut yang non produksi yang memungkinkan
kemudahan untuk memindahkan limbah tersebut keluar pabrik.
Ditempat ini pula disediakan
lahan untuk pengolahan limbah agar limbah yang tidak terpakai sama sekali tidak
menjadi pencemaran lingkungan.
Dapat dimungkinkan pula adanya daur ulang dari limbah yang
ada dengan segala side line proyeknya.
K. LAHAN RENCANA PERLUASAN PABRIK
Lahan perluasan pabrik ini seluas
460 M2 terletak berdekatan dengan gedung pabrik, lahan tersebut akan
dipergunakan untuk membangun gedung tambahan bilaman ada perluasan pabrik tanpa
harus merubah design yang sudah ada. Selama lahan tersebut belum dipergunakan
maka tanah tersebut dijadikan kebun/hutan/paru-paru pabrik.
L. PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
Untuk pembangkit tenaga listrik,
diperlukan 2 (dua) jeni tenaga listrik ialah :
1.
Tenaga listrik dari PLN, yang dibutuhkan tenaga
listrik sejumlah 1.500 KWA, untuk keperluan mesin-mesin pabrik dan penerangan
perumahan, lahan luar pabrik (perparkiran, jalan dan keamanan).
2.
Diperlukan pula 2 (dua) Diesel Agregat dengan
kekuatan masing-masing 250 KVA sebagai supply tabahan atau emergency.
Untuk menjaga kemungkinan yang
tidak diharapkan maka dibuatkan rumah diesel tersendiri diluar gedung produksi
dengan ukuran 20 x 15 Mtr.
M. AIR
Air guna kepentingan produksi
didapat dari 2 (dua) sumber pokok :
1.
Air dari PDAM/PAM dapat
mensupply proyek ini dalam kebutuhan pabrik.
2.
Air juga bisa didapat dari air tanah melalui
sumur-sumur bor menurut kebuthan dan sesuai Penda setempat.
N. BEBERAPA SARANA PENUNJANG
4. SARANA KOMUNIKASI
Guna membekali kecepatan
perhubungan antar pipinan dalam lingkungan pabrik maka untuk tiap kepala bagian
atau kepala unit keatas dihubungkan dengan sarana komunikasi/perhubungan
telepon.
Telepon yang ditempatkan pada
meja masing-masing pimpinan masih pula dilengkapi Hand Phone untuk para
Direktur dan Dir. Utama.
Jumlah telepon nomor Telkom
minimal sejumlah 5 (lima) sambungan dengan sistem Hunting yang dihubungkan pula
melalui Sentral Telepon/Operator.
Disamping itu para Manager masih
dilengkapi dengan Handy Talky (HT) untuk saling berkomunikasi bila berada di
luar jangkauan telepon meja melalui gelombang 2 Meter Band.
5. SARANA KESEHATAN
Untuk mem back up kegiatan pabrik dalam bidang kesehatan, maka akan
disediakan sebuha gedung bangunan berukuran 10 x 15 Mtr, untuk sarana
poloklinik yang dilengkapi dengan ruang
pemeriksaan dan ruang rawat inap sementara. Sarana ini dapat
dimungkinkan digunakan oleh para tenaga kerja maupun keluarga karyawan yang
memerlukan.
6. SARANA KEAMANAN
Guna menaga keamanan, dibuatkan 5
bangunan pos keamanan :
1)
1 (satu) buah pos Satpam, di sebelah pintu masuk
berukuran 5 x 6 Mtr, sebelah luar pos penjagaan dan sebelah dalam untuk tempat
istirahat.
2)
4 (empat) buha pos jaga Satpam berukuran 2 x 2
Mtr. Ditempatkan di ke emapat sudut lahan yang dilengkapi dengan peralatan
komunikasi.
7. INVESTASI DALAM TANAH DAN BANGUNAN
O. HARGA POKOK DAN HARGA JUAL
Setelah dihitung penggunaan bahan
baku dan bahan pembantu setiap 1 m3 maka diperoleh harga pokok produksi adalah
sebesar Rp. 440.638,46 (Lihat lampiran 2). Sedangkan harga jual Bata Ringan
tiap 1 M3 nya adalah sebesar Rp. 560.000,00 dengan harga jual Rp. 560.000,00
mka dapat diketahui keuntungan penjualan Bata Ringan tiap 1M3.
Harga Jual :
Rp. 560.000,00
Harga Pokok/M3 Bata Ringan :
Rp. 440.638,46
Keuntungan
yang diperoleh per M3 :
Rp. 119.361,54
Mengingat diproduksinya Bata
Ringan dengan berbagai macam ukuran tentu kuantitas setiap kubiknya berbeda,
tapi penetapan harga setiap kubuknya sama yaitu Rp. 560.000,00
P. PENGEMBALIAN MODAL
Modal investasi yang ditanamkan
untuk pendirian Pabrik Bata Ringan ini adalah sebesar Rp. 47.811.000.000,-
(Empat puluh tujuh milyar delapan ratus sebeleas juta rupiah) dengan rincian
lihat lampiran 1.
Dengan melihat keuntungan yang diperoleh perkubiknya sebesar Rp.
119.361,54 apabila dikalikan dengan jumlah produksi Bata Ringan perhari sebesar 800M3 maka keuntungan
perharinya adalah sebesar Rp. 95.489.323,00 dengan didapatnya keuntungan
perhariya sebesar ini maka diperoleh keuntungan perbulanya adalah sebesar Rp.
2.864.676,00 (Dua Milyar Delapan Ratus Enam Puluh Empat Juta Enam Ratus Tujuh
Puluh Enam Rupiah).
Bila diasumsikan gaji Direktur
Utama sebesar Rp. 15.000.000,- dan gaji 4 orang Direktur adalah sebesar Rp.
40.000.000,- (@ Rp. 10.000.000,-) maka akan diketahui keuntungan bersih
perbulanya sebesar Rp. 2.799.676.950,- Jadi disini jelas bahwa setelah
perusahaan berjalan selama 18 bulan dengan produksi 800 M3 perharinya maka akan
diperoleh keuntungan sebesar Rp. 50.394.185.280,00 dimana pada saat itu seluruh
modal investasi yang ditanamkan sudah kembali.hebelindonesia.com
Berapa nilai investasinya pembangunan pabrik bata ringan dengan kapasitas produksi 100M3/hari, di luar lokasi tanah,
BalasHapusKhusus pembangunan pabrik saja lengkap dengan peralatan mesin mesin produksinya!
Mohon bantuan info nya di 082296055988