Untuk
membuat dinding kita membutuhkan media/material intinya yaitu bisa batu bata,
batako, bata ringan dsb yang bersifat partisi non struktural. Media ini perlu
direkatkan satu sama lain menggunakan bahan pengikat. Sebelum bicara produk
mortarnya terlebih dahulu untuk pasangan bata ini umumnya orang menggunakan
campuran semen-pasir perbandingan 1:3 sampai 1:4. Spesi atau jarak antar media
bata antara satu sampai dua centimeter untuk bata merah dan batako, sedang bata
ringan lebih kecil lagi bisa stengah centi sampai satu centimeter untuk
spesinya, ini kalau kita menggunakan campuran semen-pasir biasa. Anggap saja
tukang yang mengerjakan sudah mahir dan jago dalam hal memasang bata ini jadi
kita ga perlu lagi mengingatkan alat-alat tempurnya antara lain sendok semen
untuk mengaduk sampai memasang, ember, palu karet, unting-unting untuk ngelot,
benang dsb.

Lalu
apa perbedaan dari aneka produk mortar yang ada itu? Ya daya rekatnya itu
sendiri, biasanya kekuatan daya rekat ditest menggunakan sebuah alat bernama
Pull Off Tester. Pull Off Test atau biasa disebut test tarik adalah sebuah
metode pengetesan yang akan menggambarkan sekaligus mengetahui seberapa kuat
daya tarik atau daya lengket dari material pembentuk mortar tersebut terhadap
media yang diaplikasikannya. Standar untuk test tarik ini mengacu pada DIN ataupun
JIS. Keduanya mensyaratkan angka tertentu dengan satuan N/mm2 atau Kg/cm2.
Selain kelengketan masing-masing produk hal lain yang membedakan adalah daya
sebar atau istilahnya ‘coverage’ dari aplikasi mortar itu. Coverage
masing-masing produsen berbeda-beda tapi ngga terlalu jauhlah, ada yang
mengklaim bisa lebih mengcover lebih banyak dan paling lengket. Ya semuanya
baguslah.
Untuk
aplikasinya sendiri ya persiapan peralatan harusnya sudah lengkap seperti
benang, waterpass, trowel bergerigi palu karet dll, Untuk
penggunaan palu
karet sangat dianjurkan sekali malah untuk beberapa produsen merupakan
‘kewajiban’ yang harus dipenuhi/disediakan untuk penggunaannya, alasannya
sederhana ya untuk memberikan tekanan yang cukup pada bata ringan saat akan
ditempelkan dan tekanan tersebut tidak akan menimbulkan retak/pecahnya bata
ringan tsb, bata jadi lebih nempel dan rata pada aplikasinya, kan kalo pake
palu besi biasa pas ngetok bata ringannya eehh tiba-tiba patah/rusak bata
ringannya alias pecah. Tapi kan tukang di lapangan ga bego-bego amat ya, mereka
kalau tidak ada palu karet ya menggunakan palu besi biasa akan tetapi untuk
memberikan tekanan pada saat ditempelkan bukan pada kepala besi palu tsb tetapi
gagang kayunya yang mereka getok-getok diatas bata ringan. Ya tetep aja tidak
rekomen model aplikasi ala kadarnya dari para tukang tersebut, dan sebaiknya
tetap gunakanlah palu karet. Sedangkan trowel bergerigi difungsikan sebagai
alat untuk memoles adonan/adukan mortarnya diatas bata ringan, sehingga
memiliki pola terusan ‘gerigi’ yang apabila direkatkan satu sama lain akan
saling mengisi, ini untuk menghindari adukan tidak merata melapisi bata ringan.
Perekat
pasangan media ini terdiri dari bahan-bahan campuran yang sama dengan plester
juga maksudnya ya ada semennya, pasir gradasi tertentu, kapur dan additive, ya
itu-itu aja komposisinya, tapi satu dan lain produsen memiliki formulasi yang
berbeda untuk racikannya, terlebih additive yang digunakan cukup beragam
jenisnya.
Source
:http://pintusatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar