Cara Membuat Loteng, Ruang di bawah atap

Arsitektur asli Indonesia, memiliki bentuk atap yang khas, yaitu atap miring. Atap miring tersebut merespon iklim tropis indonesia yang bercuaca panas dengan curah hujan yang tinggi. Dengan sudut kemiringan atap yang cukup, diharapkan air hujan akan bisa segera mengalir ke tanah. Dengan atap yang tinggi maka akan diperoleh ruang di bawah atap yang mempunyai fungsi utama sebagai insulasi panas.
Tetapi keterbatasan lahan saat ini menyebabkan banyak ruang di bawah genteng tersebut, yang biasa disebut loteng atau attic, dimanfaatkan sebagai tambahan ruang dan tempat beraktifitas, baik itu sebagai ruang tidur tambahan, ruang kerja, ruang duduk, atau sekedar gudang atau ruang penyimpanan.
Hal-hal apa sajakah yang harus kita perhatikan ketika hendak memanfaatkan loteng sebagai tambahan ruang?
Konstruksi Kuda-kuda
Konstruksi kuda-kuda yang dipergunakan pada struktur atap rumah sangat mempengaruhi bisa tidaknya sebuah loteng dimanfaatkan sebagai ruangan. Apalagi saat ini demikian maraknya penggunaan kuda-kuda baja ringan sebagai bahan konstruksi atap rumah. Tetapi harap diingat bahwa kuda-kuda baja ringan memerlukan deretan kuda-kuda yang berjarak rapat (1,2 s/d 1,5m). Kuda-kuda yang rapat tersebut menyebabkan ruangan yang berada di bawah atap tidak bisa termanfaatkan. Beda halnya dengan kuda-kuda kayu atau beton. Kuda-kuda kayu atau beton memiliki jarak sekitar 3-4 m di antara kuda-kudanya. Jarak tersebut cukup leluasa bila hendak dimanfaatkan sebagai ruangan dengan fungsi tertentu.
Jadi hindarilan pemakaian kuda-kuda baja ringan bila anda mempunyai rencana suatu ketika untuk memanfaatkan ruang loteng di bawah atap. Bila saat ini cukup sulit untuk memperoleh kayu berkualitas baik, Anda bisa mempergunakan kuda-kuda beton. Ketika membuat kuda-kuda beton, perhatikan kerapihan bekisting serta ketepatan campuran beton yang dipergunakan. Penggunaan semen dengan kualitas yang baik juga merupakan salah satu penentu utama kekuatan kuda-kuda beton yang dihasilkan.
Konstruksi Lantai Loteng
Bila tidak sejak awal direncanakan penggunaan loteng sebagai ruang dengan fungsi tertentu, maka perlu direncanakan konstruksi lantai loteng tambahan yang cukup kuat untuk menahan beban pemakai dan perabot di atasnya, tetapi tidak boleh terlalu membebani struktur bangunan. Karena sistem kolom dan pondasi tentu hanya dirancang untuk menahan beban struktur bangunan di bawahnya, dan belum memperhitungkan keberadaan lantai loteng tersebut.
Konstruksi lantai kayu bisa menjadi pilihan ideal. Gunakan balok kayu kalimantan atau kayu lokal berukuran 8x12cm sebagai struktur utama. Pasanglah balok kayu tersebut pada bentang ruang yang paling pendek, dengan jarak setiap 50 s/d 60cm. Balok kayu tersebut bisa langsung menopang di atas konstruksi ring balok di atas dinding. Jangan lupa menyediakan lubang untuk tangga sebagai akses ke loteng dari lantai di bawahnya. Sebagai penutup lantai bisa dipergunakan papan ukuran 3x25cm, atau multipleks tebal 9mm. Di atas papan atau multipleks anda bisa memasang lantai parket kayu atau karpet sesuai fungsi ruangan.
Lain halnya, bila sejak awal Anda sudah merencanakan ruang loteng sebagai ruang yang akan dimanfaatkan sebagai fungsi tertentu. Kolom dan pondasi bisa direncanakan sejak awal untuk menahan beban lantai loteng. Gunakanlah kolom untuk struktur bangunan 2 lantai, serta pondasi footplate beton tepat di posisi di bawah rencana ruang loteng akan berada. Untuk kondisi seperti ini Anda bisa mempergunakan dak beton setebal 12cm sebagai lantai loteng, dan keramik sebagai penutup lantainya. Seperti halnya konstruksi kuda-kuda beton di atas, perhatikan hal-hal pokok ketika membuat dak beton, yaitu kerapihan bekisting, ketepatan campuran, serta mutu material dan semen yang dipergunakan.
Insulasi Panas dan Plafond
Jangan lupa bahwa pada awalnya tugas utama loteng adalah sebagai insulasi panas yang diterima oleh genteng. Bila loteng dimanfaatkan sebagai ruangan, harus dilakukan pemasangan insulasi tambahan pada genteng, sehingga ruang di bawah genteng tersebut tidak terasa terlalu panas. Untuk insulasi panas Anda bisa memasang aluminium foil, glasswool, atau polyurethane, tepat di bawah lapisan reng dan genteng. Di bawah lapisan insulasi tersebut anda dapat memasang plafond seperti ruangan biasa. Anda bisa memasang plafond berbahan gypsum atau fiber cement dengan rangka kayu atau besihollow.
Tentu plafond yang kita dapat akan berbentuk miring mengikuti kemiringan atap. Karena itu tidak perlu seluruh ruangan di bawah atap kita manfaatkan. Bagian pinggir yang terlalu dekat dengan ring balok tidak dapat kita gunakan karena ketinggian plafond yang kurang. Cukup manfaatkan ruangan dengan ketinggian bersih di atas 80 atau 100cm.
Ventilasi dan Pencahayaan Alami
Seperti halnya ruangan di bagian-bagian rumah yang lain. Loteng pun memerlukan ventilasi dan pencahayaan alami. Untuk itu, pasanglah ventilasi pada dua sisi dinding yang berhadap-hadapan supaya diperoleh natural cross ventilation. Untuk kebutuhan pencahayaan alami Anda bisa menggunakan genteng kaca pada bagian-bagian tertentu, atau memasang jendela atau skylight. Pasanglah genteng kaca, jendela, atau skylightpada arah utara dan selatan, untuk menghindari radiasi panas yang berlebihan di arah barat.
Tangga / Pencapaian Loteng
Tentu kita haruslah memikirkan akses atau pencapaian ke ruang loteng yang telah kita buat. Akses tersebut harus aman serta nyaman. Bila rumah Anda luas, Anda bisa mempergunakan konstruksi tangga biasa yang berbentuk L, U tertutup, atau U terbuka. Untuk material tangga bisa dipergunakan besi atau kayu, terutama untuk loteng yang dibuat atau difungsikan belakangan setelah konstruksi rumah jadi.
Bila space di rumah Anda terbatas, Anda bisa mempergunakan tangga lingkar untuk mencapai ruangan di loteng. Tangga lingkar hanya memerlukan space berukuran 120x120cm. Tetapi bila ruangan di bawah loteng sangat sempit serta tidak memungkinkan Anda untuk menyediakan space bagi tangga lingkar tersebut, pilihan terakhir jatuh pada tangga fabrikasi yang khusus memang didesain untuk tangga ke loteng. Bila tidak dipergunakan, tangga ini bisa dilipat ke atas, sehingga tidak mengganggu aktivitas di ruang di bawahnya. Bila ingin naik ke loteng, kita tinggal menarik pegangannya dan tangga siap dipergunakan.
Demikian sedikit ulasan tentang loteng, ruang di bawah genteng. Jadi, tidak perlu pusing bila Anda memerlukan satu atau dua kamar tambahan, sementara lahan sudah habis terbangun. Liriklah ke atas, Anda masih punya loteng untuk dimanfaatkan bukan?
(sumber gambar : beinteriordecorator.com; cityca.blogspot.com; klikrumahanda.blogspot.com; koleksigambarrumah.com)









Septana Bagus Pribadi, ST, MT
Staff Pengajar Jurusan Arsitektur FT Undip
Artikel Asli yang dikirim ke Redaksi Harian Suara Merdeka yang dimuat di Rubrik Bale, Minggu 11 Nov 2012, Harian Suara Merdeka hal.17
septanabp.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages